Kamis, 09 Maret 2017

Values community and ecological levels.




TUGAS KOMUNITAS 

1.    Seven core values in community psychology ?
Pada psikologi komunitas, values merupakan pedoman yang sangat idealis mengenai apa itu moral dan mempunyai intensitas emosional. Values juga bisa berfokus pada akhir atau tujuan, makna (bagaimana cara mencapai tujuan) dan juga keduanya. Value bisa berakar dari kepercayaan spiritual, tetapi bisa juga dari kepercayaan sekunder. Values – values tersebut berguna untuk beberapa tujuan, antara lain :
·      Pertama, values membantu menjelaskan pilihan untuk penelitian dan tindakan/aksi.
·      Kedua, values membantu untuk mengidentifikasikan ketika tindakan dan nilai yang dianut tidak cocok.
·      Memahami sebuah budaya atau komunitas termasuk juga memahami nilai khusus dari budaya atau komunitas tersebut.

Ada 7 Value dalam psikologi komunitas, yaitu:
a.    Individual and family wellness
Wellness atau kesejahteraan mengarah kepada kesehatan baik secara fisik atau psikologis. Indikator dari wellness ini adalah simptoms dari distress psikologis, dan  pengukuran dari kualitas positif seperti resiliensi, kemampuan social-emotional, kesejahteraan personal, dan kepuasan hidup. Individual and family wellness juga fokus kepada psikologi klinis dan bidang-bidang yang terkait lainnya. Untuk meningkatkian individual/family wellness, psikolog komunitas telah mempelajari dan mengembangkan intervensi yang berfous pada; pencegahan dari perilaku maladaptif, masalah personal dan keluarga, dan illness: peningkatan kemampuan sosial-emosional, dan kesehatan; social support networks dan mutual help group; program intervensi pada setting nonklinis seperti sekolah dan tempat kerja, dan lainnya.

b.    Sense of community
Sense of community ini mengarah kepada persepsi tentang belongingness, saling ketergantungan (interdependence) dan komitmen bersama yang menghubungkan individual dalam sebuah kesatuan kolektif. Sense of community merupakan dasar bagi komunitas dan tindakan sosial. Nilai dari sense of community seimbang dengan nilai individual/family wellness. Penekanan dalam budaya barat dan bidang dari psikologinya adalah pada individual, yang mana hal itu merupakan bentuk yang buruk yang dapat mengembangkan selfishness atau perbedaan pada orang lain. Membangun sense of community ini melampaui individualism untuk berfokus pada saling ketergantungan dan hubungan. Dari sudut pandang psikologi komunitas, kualitas hidup individual dan komunitas itu saling bergantung satu sama lain.Meskipun demikian, sense of community tidak selalu positif. Hal ini bisa membuat jarak antara insiders dan outsiders, dan ini dipicu oleh penolakan atau menyerang keberagaman dalam sebuah komunitas, menciptakan ketikadilan atau deadining conformity. Karenanya, values ini harus seimbang dengan values lain, terkhusus pada values social justice dan respect for diversity.

c.    Respect for human diversity
Dalam memahami individu yang ada dalam komunitas dibutuhkan pemahaman mengenai perbedaan manusia, yang meliputi perbedaan gender, etnik atau ras, usia, status sosial ekonomi, dll. Pemahaman mengenai perbedaan manusia, psikolog komunitas perlu memahami perbedaan tradisi dan budaya dimana ia bekerja. Pemahaman terhadap perbedaan manusia juga harus diimbangi dengan nilai keadilan sosial (social justice). Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari dan memahami perbedaan tiap individu.

d.    Social justice
Keadilan sosial (social justice) didefinisikan sebagai keadilan, kesetaraan dalam pengalokasian sumber daya tertentu, kesempatan, obligasi, dan kekuatan. Ada dua pengertian social justice, yaitu : Distributie justice merupakan keadilan outcome dalam alokasi sumber tertentu, seperti uang, pendidikan, dll. Dan Procedural justice merupakan keadilan dalam proses membuat suatu keputusan.Pandangan social justice terkait dalam hal pembelaan dalam aturan sosial (seperti hukum dan kebijakan pemerintah) dan mengubah sikap publik (terutama melalui media massa). Selain itu, social justice juga membantu kinerja klinis terkait anggota dalam populasi yang tertekan dan terkait reset psikologi mengenai dampak ketidakadilan sosial atau perubahan dalam aturan sosial. Social justice juga terkait kesejahteraan semua orang, visi komunitas, serta pengenalan perbedaan manusia.Social justice harus diimbangi dengan nilai lain, ketidaksetaraan kekuasaan, indiviual healing (wellness), komunitas dan perdamaian nasional, dan kenyataan mengenai siapa yang akan melanjutkan kekuasaan dalam komunitas dan masyarakat.

e.    Citizen participation
Procedural justice terkait dengan partisipasi penduduk dalam pembuatan keputusan. Hal ini mengarah kepada pengambilan keputusan secara demokratis dimana semua anggota dalam komunitas dapat terlibat dalam pengambilan keputusan. Partisipasi penduduk juga terkait dengan perberdayaan dalam masyarakat.Dengan adanya partisipasi penduduk tidak menjamin adanya keputusan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan beberapa penduduk tidak menyadari hak dan kebutuhan semua individu atau kelompok. Oleh karena itu, partisipasi penduduk juga harus diimbangi dengan nilai dari komunitas, social justice, dan pemahaman perbedaan antar individu.

f.     Collaboration and community strengths
Psikolog komunitas berusaha untuk mencari, menghargai, serta mengembangkan kekuatan personal dan komunitas, seperti pengalaman hidup, tradisi, dan hal lain yang sudah ada di dalam komunitas. Membangun kekuatan komunitas ini bisa dijadikan sebagai usaha untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya, psikolog komunitas berusaha menciptakan suatu hubungan kolaborasi dengan penduduk sehingga kekuatan yang ada dalam komunitas dapat digunakan. Dalam hubungan ini, psikolog komunitas dan penduduk bersama-sama berbagi pengetahuan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan pengembangan program komunitas yang melibatkan penduduk dalam merencanakan dan mengimplementasikan suatu keputusan. Kolaborasi merupakan salah satu cara dimana psikolog dan komunitas dapat saling berbagi nilai yang dimiliki secara bersama-sama. Terkadang ada perbedaan nilai atau pandangan yang harus didiskusikan dan diselesaikan secara adil.

g.    Emprical grounding
Dasar empiris mengintegrasikan penelitian dengan aksi komunitas. Hal ini digunakan untuk membuat aksi komunitas menjadi lebih efektif dan membuat penelitian menjadi lebih valid dalam memahami komunitas. Psikolog komunitas tidak menyukai teori atau aksi yang tidak didasarkan oleh bukti empiris dan penelitian yang mengabaikan konteks komunitas. Dalam penelitiannya, psikolog komunitas menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Psikolog komunitas yakin bahwa tidak ada penelitian yang bebas dari nilai tertentu, baik nilai yang dimiliki oleh peneliti maupun nilai terkait konteks dimana penelitian dilakukan. Oleh karena itu, nilai-nilai ini harus didiskusikan secara terbuka untuk menghasilkan penemuan yang lebih baik.

2.    Jelaskan ecological levels of analysis in community psychology oleh bronfenbrener ?
Jawaban :
Urie Bronfenbrenner (1979) menciptakan konsep tentang tingkat analisis (menggambarkan tingkat konteks sosial) yang berpengaruh terhadap psikologi komunitas. Tingkat ekologi analisis membantu untuk menjelaskan bagaimana peristiwa atau masalah memiliki beberapa penyebab. Seperti halnya, faktor – faktor yang berkontribusi terhadap masalah anak di sekolah dapat mencakup kekuatan di berbagai tingkat. Anggota keluarga, temen, guru memiliki dampak yang besar, bahkan pikiran dan nilai – nilai mereka dipengaruhi oleh sistem sekolah, wilayah, budaya, sosial, dan bahkan tingkat global. Istilah komunitas mengacu pada hubungan antara orang – orang, di berbagai tingkatan baik terkait dengan tempat atau tidak. Seperti ruang kelas, asrama, tempat ibadah, komunitas online virtual atau kelompok budaya dapat dianggap sebagai komunitas.










·      







 Individuals
Orang memilih sendiri hubungan atau lingkunganya sampai batas tertentu dan mempengaruhi mereka dalam berbagai cara serta mereka mempengaruhi orang lain. Setiap orang terlibat dalam sistem pada beberapa tingkat ekologi, seperti teman – teman, tempat kerja, dan lingkungan. Psikologi komunitas dan bidang yang terkait lainya telah mengembangkan intervensi pencegahan untuk berorientasi dalam komuitas, efektif dalam mengurangi masalah seperti kesulitan dalam pengembangan sosial dan akademik anak anak, masalah perilaku remaja, kenalakan remaja dan lainya.
·         Microsystems
Merupakan lingkungan dimana orang tersebut berulang kali terlibat secara langsung, interaksi pribadi dengan orang lain. Mereka termasuk keluarga, ruang kelas, jaringan persahabatan, pasukan pramuka, tim atletik, kelompok musik, sayap asrama, dan kelompok swadaya. Dalam microsystems, individu membentuk hubungan interpersonal menganggap peran sosial dan kegiatan berbagi. Microsystems lebih dari sekedar jumlah anggota, mereka adalah unit sosial dengan dinamika mereka sendiri. Dalam penggunaan psikologis , pengaturan bukan hanya terkait fisik, tetapi hubungan antara individu – individu yang mungkin terkait dengan satu atau beberaa tempat. Bagian kelompok penolong adalah pengaturan bahkan jika  terjadi perubahan tempat pertemuan.
·         Organizations
Organisasi lebih besar dibanding microsystem dan mempunyai struktur yang formal. Organisasi mempunyai bentuk – bentuk penting dari komunitas itu sendiri seperti human service and health care setting, program treatment, sekolah, tempat kerja, asosiasi lingkungan. Organisasi biasanya terdiri dari set – set terkecil dari microsystem seperti kelas, aktivitas, departement, staff, administrasi dan komite membentuk sebuah sekolah atau universitas. Akan tetapi organisasi tidak sekedar gabungan dari bagian – bagia dalam organisasi tersebut, yang penting adalah dinamika dari keseluruhan organisasi tersebut seperti hirarki dan budaya informal yang ada di dalamnya. Selanjutnya, organissi juga dapat menjadi bagian dari unit sosial terbesar misalnya asosiasi lingkungan tinggal seperti RT/RW. Organisasi ini bisa jadi jalan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat sehingga bisa mempengaruhi perintah. Organisasi besar seperti internasional corporation, partai politik merupakan macrosystem.
·         Localities
Lokalitas bia dipahami sebagai bagian dari organisasi atau microsystem. Salah satu makna yang paling terlibat dari sebuah komunitas itu sendiri mengarah kepada lokalitas geografik, termasuk kabupaten, kota kecil, lingkungan perkotaan, atau seluruh kota.lokalitas biasanya mempunyai pemerintahan, ekonomi lokal, media, sistem sosial, edukasi dan layanan kesehatan dan institusi lainya yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas hidup individu. Individu berpartisipasi dalam kehidupan lokalitas bersama melalui group yang kecil. Asosiasi lingkungan tempat tinggal merupakan sebuah organisasi, tetapi keseluruhan orang – orang yang ada di lingkungan yang merupakan lokalitas atau berada daerah yang sama.
·         Macrosystem
Yang termasuk ke dalam macrosystem yaitu masyarakat, budaya, parpol, social movement, korporasi, persatuan buruh internasional sistem kepercayaan institusi internasional dan sebagainya. Sebuah level analisis yang paling penting mengenai macrosystem adalah populasi. Populasi mengidentifikasi sebagai sebuah karakteristik  bersama (arti sederhana( seperti gender, ras, etnis, pendapatan, agama, orientasi seksual atau cacat mental)populasi bisa jadi sebuah berbasis dari sebuah bentuk komunitas, akan tetapi tidak semua individu dalam populasi akan mengidentifikasikan hal tersebut sebagai sebuah komunitas.
3.    Paparan Ringkas Psikologi Pemberdayaan Komunitas ?
a.    Action Framework pada intervensi sosial.
Intervensi sosial merupakan serangkaian kegiatan untuk memperdayakan bagi masyarakat yang tidak di untungkan pada suatu wilayah tertentu secara partisifatif pada pertumpuh kepada kerangka teori dan metodologi psikologi sosia yang tepat guna. Serangkaian kegiatan di rancang untuk kegitan jangka panjang, bertahap dan berkelanjutan. Menurut Nelson dan prilleltensky (2005 hal 162) menyatakan bahwa kegiatan intervensi secara metodik harus direncanakan dan dilaksanakan secara cermat  kegiatan yang dilaksanakan meliputi upaya perubahan nilai – nilai, kegiatan program , distribusi sumberdaya perimbangan kekuatan, dan norma – norma budaya. Untuk memahami pemberdayaan harus dilihat dari indikasi sudah mulai menghilangkan alienasi, ketiadaberdayaan,dan ketiadaan.
·      Dalam mencapai perubahan yang optimal diperlukan 4 dasar intervensi yaitu (V.S.A.R) : visi-strategy-aksi-refleksi.
·      Setelah itu, barulah kita menentukan perencanaan intervensi dengan cara mendalami masalah untuk mencari masalah inti daru perioritas intervensi dan menjabarkan secara lebih detail faktor sebab-akibat.
·      Kemudian langka menentukan intervensinya dengan macam kegiatan seperti pelaksanaan kegiatan, kegiatan pendokumentasi proses pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan.
·      Melakukan evaluasi dengan 2 hal yaitu evaluasi terhadap efek dari intervensi atau perubahan yang terjadi pada kelompok sasaran, yang kedua evaluasi terhada proses – proses atau dinamika kelompok yang terjadi saat pelaksanaan intervensi.
·      Tantangan terbesar kedepanya yaitu proses intervensi ternyata adai dalam diri masing – masing pelaku intervensi. Keyakinan yang ada kapasitas yang dimiliki serta komitmen yang dipegang hanya akan bisa berrati ketika sudah terjadi proses praksis yaitu manunggal antara kata dan perubahan.

b.    Mencari Model Gerakan Pemberdayaan Dialogis yang lebih otentik.
Pada pengalaman jaringan relawan kemanusiaan (JRK) merupakan salah satu alternatif gerakan kemanusiaan di tanah air. dan memiliki tahap standard yaitu tahap tanggap darurat (2 bulan), tahap rehabilitasi (2 bulan), dan rekontruksi ( 1 tahun). Visi dan misi JRK yaitu anti kekerasan, non diskriminasi, kesetaraan gender, imparsial, dan pluralisme. Tujuan praktis JRK yaitu membangun  komunitas- komunitas gerakan basis kerakyatan pro demokrasi dan pro reformasi total.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar