TUGAS
KOMUNITAS
1.
Seven
core values in community psychology ?
Pada psikologi komunitas, values
merupakan pedoman yang sangat idealis mengenai apa itu moral dan mempunyai
intensitas emosional. Values juga bisa berfokus pada akhir atau tujuan, makna
(bagaimana cara mencapai tujuan) dan juga keduanya. Value bisa berakar dari
kepercayaan spiritual, tetapi bisa juga dari kepercayaan sekunder. Values –
values tersebut berguna untuk beberapa tujuan, antara lain :
· Pertama,
values membantu menjelaskan pilihan untuk penelitian dan tindakan/aksi.
· Kedua,
values membantu untuk mengidentifikasikan ketika tindakan dan nilai yang dianut
tidak cocok.
· Memahami
sebuah budaya atau komunitas termasuk juga memahami nilai khusus dari budaya
atau komunitas tersebut.
Ada 7 Value dalam psikologi komunitas,
yaitu:
a. Individual
and family wellness
Wellness atau
kesejahteraan mengarah kepada kesehatan baik secara fisik atau psikologis.
Indikator dari wellness ini adalah simptoms dari distress psikologis, dan pengukuran dari kualitas positif seperti
resiliensi, kemampuan social-emotional, kesejahteraan personal, dan kepuasan
hidup. Individual and family wellness juga fokus kepada psikologi klinis dan
bidang-bidang yang terkait lainnya. Untuk meningkatkian individual/family wellness, psikolog komunitas telah mempelajari
dan mengembangkan intervensi yang berfous pada; pencegahan dari perilaku
maladaptif, masalah personal dan keluarga, dan illness: peningkatan kemampuan sosial-emosional, dan kesehatan; social support networks dan mutual help group; program intervensi
pada setting nonklinis seperti sekolah dan tempat kerja, dan lainnya.
b. Sense
of community
Sense
of community ini mengarah kepada persepsi tentang belongingness, saling ketergantungan
(interdependence) dan komitmen bersama yang menghubungkan individual dalam
sebuah kesatuan kolektif. Sense of community
merupakan dasar bagi komunitas dan tindakan sosial. Nilai dari sense of community seimbang dengan nilai
individual/family wellness. Penekanan dalam budaya barat dan bidang dari
psikologinya adalah pada individual, yang mana hal itu merupakan bentuk yang
buruk yang dapat mengembangkan selfishness
atau perbedaan pada orang lain. Membangun sense
of community ini melampaui individualism untuk berfokus pada saling
ketergantungan dan hubungan. Dari sudut pandang psikologi komunitas, kualitas
hidup individual dan komunitas itu saling bergantung satu sama lain.Meskipun
demikian, sense of community tidak
selalu positif. Hal ini bisa membuat jarak antara insiders dan outsiders,
dan ini dipicu oleh penolakan atau menyerang keberagaman dalam sebuah
komunitas, menciptakan ketikadilan atau deadining
conformity. Karenanya, values ini harus seimbang dengan values lain,
terkhusus pada values social justice dan
respect for diversity.
c. Respect
for human diversity
Dalam memahami individu
yang ada dalam komunitas dibutuhkan pemahaman mengenai perbedaan manusia, yang
meliputi perbedaan gender, etnik atau ras, usia, status sosial ekonomi, dll.
Pemahaman mengenai perbedaan manusia, psikolog komunitas perlu memahami
perbedaan tradisi dan budaya dimana ia bekerja. Pemahaman terhadap perbedaan
manusia juga harus diimbangi dengan nilai keadilan sosial (social justice). Hal
ini dapat dilakukan dengan mempelajari dan memahami perbedaan tiap individu.
d. Social
justice
Keadilan sosial (social justice) didefinisikan sebagai
keadilan, kesetaraan dalam pengalokasian sumber daya tertentu, kesempatan,
obligasi, dan kekuatan. Ada dua pengertian social
justice, yaitu : Distributie justice
merupakan keadilan outcome dalam alokasi sumber tertentu, seperti uang,
pendidikan, dll. Dan Procedural justice
merupakan keadilan dalam proses membuat suatu keputusan.Pandangan social justice terkait dalam hal
pembelaan dalam aturan sosial (seperti hukum dan kebijakan pemerintah) dan
mengubah sikap publik (terutama melalui media massa). Selain itu, social justice juga membantu kinerja
klinis terkait anggota dalam populasi yang tertekan dan terkait reset psikologi
mengenai dampak ketidakadilan sosial atau perubahan dalam aturan sosial. Social justice juga terkait
kesejahteraan semua orang, visi komunitas, serta pengenalan perbedaan manusia.Social justice harus diimbangi dengan
nilai lain, ketidaksetaraan kekuasaan,
indiviual healing (wellness), komunitas dan perdamaian nasional, dan
kenyataan mengenai siapa yang akan melanjutkan kekuasaan dalam komunitas dan
masyarakat.
e. Citizen
participation
Procedural
justice terkait dengan partisipasi penduduk dalam pembuatan
keputusan. Hal ini mengarah kepada pengambilan keputusan secara demokratis
dimana semua anggota dalam komunitas dapat terlibat dalam pengambilan
keputusan. Partisipasi penduduk juga terkait dengan perberdayaan dalam
masyarakat.Dengan adanya partisipasi penduduk tidak menjamin adanya keputusan
yang lebih baik. Hal ini dikarenakan beberapa penduduk tidak menyadari hak dan
kebutuhan semua individu atau kelompok. Oleh karena itu, partisipasi penduduk
juga harus diimbangi dengan nilai dari komunitas, social justice, dan pemahaman perbedaan antar individu.
f. Collaboration
and community strengths
Psikolog komunitas
berusaha untuk mencari, menghargai, serta mengembangkan kekuatan personal dan
komunitas, seperti pengalaman hidup, tradisi, dan hal lain yang sudah ada di
dalam komunitas. Membangun kekuatan komunitas ini bisa dijadikan sebagai usaha
untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya, psikolog komunitas berusaha
menciptakan suatu hubungan kolaborasi dengan penduduk sehingga kekuatan yang
ada dalam komunitas dapat digunakan. Dalam hubungan ini, psikolog komunitas dan
penduduk bersama-sama berbagi pengetahuan dalam pengambilan keputusan. Hal ini
dapat dilakukan dengan pengembangan program komunitas yang melibatkan penduduk
dalam merencanakan dan mengimplementasikan suatu keputusan. Kolaborasi
merupakan salah satu cara dimana psikolog dan komunitas dapat saling berbagi
nilai yang dimiliki secara bersama-sama. Terkadang ada perbedaan nilai atau
pandangan yang harus didiskusikan dan diselesaikan secara adil.
g. Emprical
grounding
Dasar empiris
mengintegrasikan penelitian dengan aksi komunitas. Hal ini digunakan untuk
membuat aksi komunitas menjadi lebih efektif dan membuat penelitian menjadi
lebih valid dalam memahami komunitas. Psikolog komunitas tidak menyukai teori
atau aksi yang tidak didasarkan oleh bukti empiris dan penelitian yang
mengabaikan konteks komunitas. Dalam penelitiannya, psikolog komunitas
menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Psikolog komunitas yakin bahwa
tidak ada penelitian yang bebas dari nilai tertentu, baik nilai yang dimiliki
oleh peneliti maupun nilai terkait konteks dimana penelitian dilakukan. Oleh
karena itu, nilai-nilai ini harus didiskusikan secara terbuka untuk menghasilkan
penemuan yang lebih baik.
2.
Jelaskan
ecological levels of analysis in community psychology oleh bronfenbrener ?
Jawaban
:
Urie Bronfenbrenner (1979) menciptakan
konsep tentang tingkat analisis (menggambarkan tingkat konteks sosial) yang
berpengaruh terhadap psikologi komunitas. Tingkat ekologi analisis membantu
untuk menjelaskan bagaimana peristiwa atau masalah memiliki beberapa penyebab.
Seperti halnya, faktor – faktor yang berkontribusi terhadap masalah anak di
sekolah dapat mencakup kekuatan di berbagai tingkat. Anggota keluarga, temen,
guru memiliki dampak yang besar, bahkan pikiran dan nilai – nilai mereka
dipengaruhi oleh sistem sekolah, wilayah, budaya, sosial, dan bahkan tingkat
global. Istilah komunitas mengacu pada hubungan antara orang – orang, di
berbagai tingkatan baik terkait dengan tempat atau tidak. Seperti ruang kelas,
asrama, tempat ibadah, komunitas online virtual atau kelompok budaya dapat
dianggap sebagai komunitas.
·
Individuals
Orang
memilih sendiri hubungan atau lingkunganya sampai batas tertentu dan
mempengaruhi mereka dalam berbagai cara serta mereka mempengaruhi orang lain.
Setiap orang terlibat dalam sistem pada beberapa tingkat ekologi, seperti teman
– teman, tempat kerja, dan lingkungan. Psikologi komunitas dan bidang yang
terkait lainya telah mengembangkan intervensi pencegahan untuk berorientasi
dalam komuitas, efektif dalam mengurangi masalah seperti kesulitan dalam
pengembangan sosial dan akademik anak anak, masalah perilaku remaja, kenalakan
remaja dan lainya.
·
Microsystems
Merupakan lingkungan dimana orang
tersebut berulang kali terlibat secara langsung, interaksi pribadi dengan orang
lain. Mereka termasuk keluarga, ruang kelas, jaringan persahabatan, pasukan
pramuka, tim atletik, kelompok musik, sayap asrama, dan kelompok swadaya. Dalam
microsystems, individu membentuk hubungan interpersonal menganggap peran sosial
dan kegiatan berbagi. Microsystems lebih dari sekedar jumlah anggota, mereka
adalah unit sosial dengan dinamika mereka sendiri. Dalam penggunaan psikologis
, pengaturan bukan hanya terkait fisik, tetapi hubungan antara individu –
individu yang mungkin terkait dengan satu atau beberaa tempat. Bagian kelompok
penolong adalah pengaturan bahkan jika
terjadi perubahan tempat pertemuan.
·
Organizations
Organisasi lebih besar dibanding
microsystem dan mempunyai struktur yang formal. Organisasi mempunyai bentuk –
bentuk penting dari komunitas itu sendiri seperti human service and health care
setting, program treatment, sekolah, tempat kerja, asosiasi lingkungan.
Organisasi biasanya terdiri dari set – set terkecil dari microsystem seperti
kelas, aktivitas, departement, staff, administrasi dan komite membentuk sebuah
sekolah atau universitas. Akan tetapi organisasi tidak sekedar gabungan dari
bagian – bagia dalam organisasi tersebut, yang penting adalah dinamika dari
keseluruhan organisasi tersebut seperti hirarki dan budaya informal yang ada di
dalamnya. Selanjutnya, organissi juga dapat menjadi bagian dari unit sosial
terbesar misalnya asosiasi lingkungan tinggal seperti RT/RW. Organisasi ini
bisa jadi jalan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat sehingga bisa
mempengaruhi perintah. Organisasi besar seperti internasional corporation,
partai politik merupakan macrosystem.
·
Localities
Lokalitas bia dipahami sebagai bagian
dari organisasi atau microsystem. Salah satu makna yang paling terlibat dari
sebuah komunitas itu sendiri mengarah kepada lokalitas geografik, termasuk
kabupaten, kota kecil, lingkungan perkotaan, atau seluruh kota.lokalitas
biasanya mempunyai pemerintahan, ekonomi lokal, media, sistem sosial, edukasi
dan layanan kesehatan dan institusi lainya yang mempunyai pengaruh terhadap
kualitas hidup individu. Individu berpartisipasi dalam kehidupan lokalitas
bersama melalui group yang kecil. Asosiasi lingkungan tempat tinggal merupakan
sebuah organisasi, tetapi keseluruhan orang – orang yang ada di lingkungan yang
merupakan lokalitas atau berada daerah yang sama.
·
Macrosystem
Yang termasuk ke dalam macrosystem yaitu
masyarakat, budaya, parpol, social movement, korporasi, persatuan buruh
internasional sistem kepercayaan institusi internasional dan sebagainya. Sebuah
level analisis yang paling penting mengenai macrosystem adalah populasi.
Populasi mengidentifikasi sebagai sebuah karakteristik bersama (arti sederhana( seperti gender, ras,
etnis, pendapatan, agama, orientasi seksual atau cacat mental)populasi bisa
jadi sebuah berbasis dari sebuah bentuk komunitas, akan tetapi tidak semua
individu dalam populasi akan mengidentifikasikan hal tersebut sebagai sebuah
komunitas.
3.
Paparan
Ringkas Psikologi Pemberdayaan Komunitas ?
a. Action
Framework pada intervensi sosial.
Intervensi
sosial merupakan serangkaian kegiatan untuk memperdayakan bagi masyarakat yang
tidak di untungkan pada suatu wilayah tertentu secara partisifatif pada
pertumpuh kepada kerangka teori dan metodologi psikologi sosia yang tepat guna.
Serangkaian kegiatan di rancang untuk kegitan jangka panjang, bertahap dan
berkelanjutan. Menurut Nelson dan prilleltensky (2005 hal 162) menyatakan bahwa
kegiatan intervensi secara metodik harus direncanakan dan dilaksanakan secara cermat kegiatan yang dilaksanakan meliputi upaya
perubahan nilai – nilai, kegiatan program , distribusi sumberdaya perimbangan
kekuatan, dan norma – norma budaya. Untuk memahami pemberdayaan harus dilihat
dari indikasi sudah mulai menghilangkan alienasi, ketiadaberdayaan,dan
ketiadaan.
· Dalam
mencapai perubahan yang optimal diperlukan 4 dasar intervensi yaitu (V.S.A.R) :
visi-strategy-aksi-refleksi.
· Setelah
itu, barulah kita menentukan perencanaan intervensi dengan cara mendalami
masalah untuk mencari masalah inti daru perioritas intervensi dan menjabarkan
secara lebih detail faktor sebab-akibat.
· Kemudian
langka menentukan intervensinya dengan macam kegiatan seperti pelaksanaan
kegiatan, kegiatan pendokumentasi proses pelaksanaan kegiatan dan membuat
laporan kegiatan.
· Melakukan
evaluasi dengan 2 hal yaitu evaluasi terhadap efek dari intervensi atau
perubahan yang terjadi pada kelompok sasaran, yang kedua evaluasi terhada
proses – proses atau dinamika kelompok yang terjadi saat pelaksanaan
intervensi.
· Tantangan
terbesar kedepanya yaitu proses intervensi ternyata adai dalam diri masing –
masing pelaku intervensi. Keyakinan yang ada kapasitas yang dimiliki serta
komitmen yang dipegang hanya akan bisa berrati ketika sudah terjadi proses
praksis yaitu manunggal antara kata dan perubahan.
b. Mencari
Model Gerakan Pemberdayaan Dialogis yang lebih otentik.
Pada
pengalaman jaringan relawan kemanusiaan (JRK) merupakan salah satu alternatif
gerakan kemanusiaan di tanah air. dan memiliki tahap standard yaitu tahap
tanggap darurat (2 bulan), tahap rehabilitasi (2 bulan), dan rekontruksi ( 1
tahun). Visi dan misi JRK yaitu anti kekerasan, non diskriminasi, kesetaraan
gender, imparsial, dan pluralisme. Tujuan praktis JRK yaitu membangun komunitas- komunitas gerakan basis kerakyatan
pro demokrasi dan pro reformasi total.