1. William James
William
James (1842-1910), mungkin adalah filsuf dan psikolog Amerika yang paling
berpengaruh, dilahirkan di kota New York. Dia adalah penulis yang produktif dan
berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan pengarunya pada
kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan. Karya terbesar dan
paling berpengaruhnmya, The Principles Of Pshychology (Dasar-dasar Psikologi),
yang diterbitkan tahun 1980, nantinya akan menjadi materi pendidikan modern
yang sangat berpengaruh. Pemikirannya terhadap pendidikan dan pandangannya
terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang terkenal Talks to
Teacher. Selain sangat terkenal, buku-buku ini memberikan pengaruh yang besar
terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori dan praktek pendidikan, adalah
hutang terbesar Amerika
kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi Modern” ini.
William James adalah seorang yang individualis. Didalam bukunya Talks to Teacher tidak terdapat pernyataan mengenai pendidikan sebagai fungsi sisal. Baginya pendidikan lebih cenderung kepada “ organisasi yang ketertarikan mendalam terhadap tingkah laku dan ketertarikan akan kebiasaan dalam tingkah laku dan aksi yang menempatkan individual pada linkungannya”. Teori perkembangan diartikannya sebagai susunan dasar dari pengalaman mental untuk bertahan hidup. Pemikirannya ini dipengaruhi oleh insting dan pengalamannya mempelajari psikologi hewan dan doktrin teori evolusi biologi.
Ketertarikan James akan insting dan pemberian tempat untuk itu dalam pendidikan, menjadikan para pembaca bukunya peraya akan salah satu tujuan terpenting didalam pendidkan adalah memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengikuti instingnya. Yang nantinya akan menjadi peribahasa teori pendidikan. “ Bekerjasamalah dengan insting, jangan melawannya”. Pembaca yang lebih teliti dapat menemukan tulisan yang lebih menguatkan akan hal ini, tapi ketidak raguannya ditunjukkannya melalui pernyataan-pernyataannya bahwa persatuan para psikolog telah salah mengenali kekuatan insting didalam kehidupan manusia.
Singkatnya, James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan semua insting asli yang dikenal oleh anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan kebiasaan seagai bagian dari diri untuk menjadikan pribadi yang lebih baik.
Sumbangan James yan paling berpenaruh terhadap metode pendidikan adalah hubungannya dengan susunan kebiasaan. James mengtakan:
“Hal yang paling utama, disemua tingkat pendidikan, adalah untuk membuat ketakutan kita menjadi sekutu bukan menjadi lawan. Untuk menemukan dan mengenali kebutuhan kita dan memenuhi kebutuhan dalam hidup. Untuk itu kita harus terbiasa, secepat mungkin, semampu kita, dan menjaga diri dari jalan yang memberi kerugian kepada kita, seperti kita menjaga diri dari penyakit. Semakin banyak dari hal itu didalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lakukan dengan terbiasa, semakin banyak kemampuan pemikiran kita yang dapat digunakan untuk hal yang penting lainnya.”
William James adalah seorang yang individualis. Didalam bukunya Talks to Teacher tidak terdapat pernyataan mengenai pendidikan sebagai fungsi sisal. Baginya pendidikan lebih cenderung kepada “ organisasi yang ketertarikan mendalam terhadap tingkah laku dan ketertarikan akan kebiasaan dalam tingkah laku dan aksi yang menempatkan individual pada linkungannya”. Teori perkembangan diartikannya sebagai susunan dasar dari pengalaman mental untuk bertahan hidup. Pemikirannya ini dipengaruhi oleh insting dan pengalamannya mempelajari psikologi hewan dan doktrin teori evolusi biologi.
Ketertarikan James akan insting dan pemberian tempat untuk itu dalam pendidikan, menjadikan para pembaca bukunya peraya akan salah satu tujuan terpenting didalam pendidkan adalah memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk mengikuti instingnya. Yang nantinya akan menjadi peribahasa teori pendidikan. “ Bekerjasamalah dengan insting, jangan melawannya”. Pembaca yang lebih teliti dapat menemukan tulisan yang lebih menguatkan akan hal ini, tapi ketidak raguannya ditunjukkannya melalui pernyataan-pernyataannya bahwa persatuan para psikolog telah salah mengenali kekuatan insting didalam kehidupan manusia.
Singkatnya, James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan semua insting asli yang dikenal oleh anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan kebiasaan seagai bagian dari diri untuk menjadikan pribadi yang lebih baik.
Sumbangan James yan paling berpenaruh terhadap metode pendidikan adalah hubungannya dengan susunan kebiasaan. James mengtakan:
“Hal yang paling utama, disemua tingkat pendidikan, adalah untuk membuat ketakutan kita menjadi sekutu bukan menjadi lawan. Untuk menemukan dan mengenali kebutuhan kita dan memenuhi kebutuhan dalam hidup. Untuk itu kita harus terbiasa, secepat mungkin, semampu kita, dan menjaga diri dari jalan yang memberi kerugian kepada kita, seperti kita menjaga diri dari penyakit. Semakin banyak dari hal itu didalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lakukan dengan terbiasa, semakin banyak kemampuan pemikiran kita yang dapat digunakan untuk hal yang penting lainnya.”
2. John Dewey
John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia
(Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang
lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya
sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child
Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding
masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya
"My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan
dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey, anak-anak banyak
berpartisipasi dalam kegiatan fisik, baru peminatan.
John
Dewey dalam buku Education and Democracy (1916) telah mendengungkan konsep
pendidikan integral berdasarkan pada kemampuan, kebutuhan, dan pengalaman
peserta didik. Pendidikan yang berbasis realitas dan pengalaman anak didik
sebenarnya bentuk perlawanan dan kritik pada pola-pola pendidikan tradisional
yang hanya memindahkan ilmu pengetahuan masa lampau kepada tiap generasi baru.
Aspek pengalaman dalam pendidikan dapat kita lihat
dalam buah pikiran John Dewey.(1859-1952). Dewey berpendapat bahwa pendidikan
adalah proses rekonstruksi dan reorganisasi pengalaman-pengalaman. Melalui
pengalaman seseorang akan memperoleh makna dan sekaligus peluang untuk memperoleh
pengalaman berikutnya. Untak itulah J.Dewey menegaskan bahwa konsep pengalaman
merupakan intipati pendidikan. Kunci untuk memahami diri dan dunia kita menurut
Dewey, tiada lain adalah pengalaman-pengalaman kita sendiri. Dengan kata lain
J.Dewey mencita-citakan adanya strategi pendidikan moral yang mengangkat
pengalaman hidup anak didik. Pengalaman hidup ini bisa berasal dari aktivitas
keseharian, ataupun dari kegiatan yang diprogramkan oleh lembaga-lembaga
tertentu
3. E.L. Thorndike
Di dalam pembahasan akan difokuskan pada teori belajar orang
dewasa. Ada aliran inkuiri yang merupakan landasan teori belajar dan mengajar
orang dewasa yaitu : “scientific stream” dan “artistic atau
intuitive/reflective stream”. Aliran “scientific stream” adalah menggali atau
menemukan teori baru tentang belajar orang dewasa melalui penelitian dan
eksperimen . Teori ini diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike dengan
pubilkasinya “ Adult Learning”, pada tahun 1928.
Pada aliran artistic, teori baru ditemukan melalui instuisi
dan analisis pengalaman yang memberikan perhatian tentang bagaimana orang
dewasa belajar. Aliran ini diperkenalkan oleh Edward C. Lindeman dalam
penerbitannya “ The Meaning of Adult Education” pada tahun 1926 yang sangat
dipengaruhi oleh filsafat pendidikan John Dewey.
Menurutnya sumber yang paling berguna dalam pendidikan orang dewasa adalah pengalaman peserta didik. Dari hasil penelitian, Linderman mengidentifikasi beberapa asumsi tentang pembelajar orang dewasa yang dijadikan fondasi teori belajar orang dewasa yaitu sebagai berikut :
Menurutnya sumber yang paling berguna dalam pendidikan orang dewasa adalah pengalaman peserta didik. Dari hasil penelitian, Linderman mengidentifikasi beberapa asumsi tentang pembelajar orang dewasa yang dijadikan fondasi teori belajar orang dewasa yaitu sebagai berikut :
·
pembelajar orang dewasa akan termotivasi untuk
belajar karena kebutuhan dan minat dimana belajar akan memberikan kepuasan
·
orientasi pembelajar orang dewasa adalah
berpusat pada kehidupan, sehingga unit-unit pembelajar sebaiknya adalah
kehidupan nyata (penerapan) bukan subject matter
·
Pengalaman adalah sumber terkaya bagi
pembelajar orang dewasa, sehingga metode pembelajaran adalah analisa pengalaman
(experiential learning).
·
Pembelajaran orang dewasa mempunyai kebutuhan
yang mendalam untuk mengarahkan diri sendiri (self directed learning), sehingga
peran guru sebagai instruktur.
·
Perbedaan diantara pembelajar orang
dewasa semakin meningkat dengan bertambahnya usia, oleh karena itu pendidikan
orang dewasa harus memberi pilihan dalam hal perbedaan gaya belajar, waktu,
tempat dan kecepatan belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar