Senin, 12 September 2016

BAB 1
PENDHULUAN
 
1.1  Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang dapat di andalkan dan dikembangkan untuk menjadi komoditas unggulan pertanian kita. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi serta berkualitas, maka penanganan budidaya tanaman jagung haruslah dilakukan secara tepat, cermat dan menyeluruh mulai dari pemilihan benih unggul, pengolahan lahan, perawatan tanaman hingga pengendalian hama penyakit dan penanganan pasca panennya.

Dan tanama jagung juga merupakan salah satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman jagung telah banyak dialih fungsikan sebagai gedung-gedung dan lain-lain. Perusahaan swasta pun juga belum memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga sebagai makanan pokok di suatu daerah tertentu dan diubah menjadi beberapa makanan ringan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan jagung meningkat di masyarakat.

Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian pupuk yang belum tepat, penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang beum diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi jagung yang memenuhi standard baik kualitas dan kuantitas jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau memahami karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi, fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat meningkatkan produksi jagung di Indonesia.


1.2  Rumusan Masalah
1.  Bagaimana cara menentukan lahan dengan benar ?
2.  Apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman jagung  ?
3. Bagaimana cara menanam jagung tanaman jagung ?
4. Bagaimana cara memelihara jagung dengan baik ?
5.  Bagaimana mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung ?

1.3  Tujuan
1.  Agar mengetahui cara menentukan lahan penanaman jagung dgn benar.
2.  Agar mendapat hasil tanaman jagung sesuai yang kita harapkan.
3.  Agar mengetahui cara menanam jagung dengan baik
4. Agar mengetahui memelihara tanaman jagung sesungguhnya
5.  Agar mengetaahu cara menanggulangi dan mencegah penyakit dan hama pada tanaman jagung






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan tanaman jagung bertujuan untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil produksi jagung.

 Tujuan pengolahan lahan adalah untuk:
1.  Menyediakan lingkungan yg baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan  jgng
2.  Memperbaiki sifat fisik tanah.
3.  Mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu.

Lahan untuk bertanam jagung dapat diolah dengan menggunakan cangkul, bajak ataupun dengan traktor.
Pengolahan lahan untuk bertanam jagung terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

a.  Memecah
Yang dimaksud memecah pada pengolahan tanah untuk bertanam jagung adalh menfubah kondisi tanah yang tadinya keras dan padat menjadi tanah yang gembur dan lunak, agar dapt diproses selanjutnya. Alat untuk memecah kondisi tanah ini adalah traktor atau pun menggunakan cangkul

b.  Membalik
            Membalik tanah pada pengolahan tanaman jagung adalah penggantian atau pemindahan posisi dari bagian tanah sebelas atas menjadi sebelah bawah atau sebaliknya.
Hal ini dilakukan karena tiap komposisi tanah yang memiliki sifat yang berbeda-beda, baik kandungan unsure maupun tingkat kesuburan tanahnya. Alat yang dipergunakan untuk membalik tanah adalah cangkul.

c.  Meratakan tanah
            Proses yang selanjutnya setelah tanah dipecah dan dibalik adalah dengan diratakan, agar proses perawatan yang lain dapat berlangsung dengan mudah. Alat yang digunakan untuk meratakan adalah garu, dengan tenaga sapi atau kerbau atau tenaga manusia.
Di bawah ini perlu kita ketahui susunan dari lapisan tanah secara horizontal yang terdiri dari 3 lapisan yang utama yaitu:

1.    Lapisan tanah atas/top soil
Lapisan tanah atas memiliki ciri-ciri antara lain:
  • Terletak pada bagian paling atas dari tanah
  • Sebagai tempat tumbuhnya berbagai tanaman
  • Berwarna gelap
  • Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman dengan mencari makan pada bagian top soil ini
  • Tempat hidup berbagai mikroorganisme
  • Tempat terjadinya humifikasi
  • Tanahnya gembur
  • Banyak mengandung unsure hara bagi tanaman
  • Porositas dan drainasenya sangat baik.
  • Ketebalannya dipengaruhi oleh kemiringan, ketinggian dan jumlah tumbuhan yang ada di atasnya

2.    Lapisan tanah bawah/subsoil
Ciri-ciri lapisan tanah bawah/subsoil adalah sebagai  berikut:
  • Berwarna lebih muda dan lebih terang
  • Porositas dan drainase rendah
  • Ikatan butiran tanah lebih stabil
  • Banyak mengalami pelapukan
  • Banyak mengandung tanah liat

3.    Lapisan bahan atau batuan induk/bed rock
Lapisan batuan induk memiliki ciri-ciri antara lain:
  • Lapisan masih berupa batu yang belum mengalami pelapukan.
  • Tempat terdapatnya kantung-kantung air.
  • Tempat terjadinya proses pelapukan secara fisik, kimia dan bilogis dalam waktu yang lama.
Keadaan tanah yang diolah sebaiknya dalam keadaan tidak basah sebab akan lengket dan sukar digemburkan. Selain itu juga tidak terlalu kering, sebab akan terasa keras, sehingga perlu tenaga yang besar. Jadi sebaiknya dalam keadaan lembab agar mudah pengolahannya.

Cara pengolahan tanah untuk bertanam jagung, yaitu:
  • Setelah tanah diolah, maka tanah dibuat bedengan dengan ukuran yang sesuai dengan luas lahan.
  • Selain itu di antara bedengan dibuat parit untuk pengaturan pengairan, yang dalamnya 20 cm dan lebarnya 40 cm.
  • Segera dilakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tugal/batang kayu
  • Pembuatan jarak antara lubang tanam bergantung pada kesuburan tanah dan daya tumbuh benih.
2.2  Pengaruh Terhadap Tanaman Jagung
a. Susunan atau sifat tanah
            Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh tanaman jagung adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus dan pupuk yang mencukupi persediaan untuk tumbuh.

b. Iklim
            Iklim atau cuaca rata-rata suatu daerah turut berperan serta dalam menentukan pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Iklim yang tidak mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin rebut bahkan banjir, akan berpengaruh pada pertumbuhan, termasuk pada tanaman jagung.Walaupun tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim sejuk dan dingin, namun jika terlalu banyak hujan juga akan mengurangi kualitas  jagung.
           
Tanaman jagung dapat berproduksi dengan baik dan berkualitas pada daerah yang beriklim sejuk yaitu 50 derajat LU sampai 40 derajat LS dengan ketinggian sampai 3000 meter dari permukaan laut. Namun, untuk jenis-jenis jagung tertentu, dapat juga pada tempat yang berbeda dari kondisi tersebut dan dapat berproduksi dengan baik.

c.  Derajat keasaman tanah (pH)
            Derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsure kimia dalam tanah serta kadar air dalam tanah tersebut. Daerah yang cenderung basah dan banyak humus akan menyebabkan tanahnya cenderung bersifat asam.
            Sebaliknya tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit akan lebih bersifat basa. Untuk tanaman jagung sebenarnya  toleransi atau kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan cukup baik, yaitu dengan kemampuan hidup maksimal pada derajat keasaman antara 5,5 sampai 7.
Derajat keasaman ada skala 14 skala, untuk skala 1 sampai 7 bersifat asam, sedangkan antara 8 sampai 14 bersifat basa.

 d.  Kadar air
            Jumlah air yang ada dalam tanah akan menentukan kadar air tanah. Tanaman jagung memerlukan air terutama untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan. Jadi penanaman jagung pun banyak diawali pada saat musim hujan mulai tiba. Selain menghemat tenaga untuk menyiram juga menambah sejuk/menambah kelembaban udara. Sehingga tanaman tidak kekurangan air, karena dapat mengganggu proses fotosintesis atau penyusunan makanan yang dilakukan untuk beraktifitas dan berproduksi dari tanaman jagung tersebut.

e.  Intensitas cahaya matahari
            Intensitas cahaya adalah jumlah pancaran cahaya matahari yang intesif dan dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Untuk tanaman jagung, intensitas cahaya yang banyak dan cukup sangat dibutuhkan selain untuk berfotosintesis, juga untuk berproduksi, karena tanpa intensitas cahaya yang cukup, bunga tidak dapat berhasil menjadi buah.


f.  Suhu lingkungan
            Suhu adalah tingkat derajat panas suatu benda yang ada dalam lingkungan. Lingkungan tempat hidup jagung sangat perlu untuk diperhatikan, karena suhu yang tinggi dan kering akan mengganggu kelangsungan proses penyusunan makanan atau fotosintesis pada tanaman jagung.
            Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 21 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan untuk proses perkecambahan jagung, yang paling tepat adalh antara suhu 21 sampai 27 derajat celcius. Jadi, sedikit lebih membutuhkan suhu yang lebih sejuk untuk pertumbuhan kecambahnya.
            Pada umumnya tanaman njagung ditanam pada lahan yang kering dengan cara multikultur, artinya ditanam bersama dengan beberapa jenis tanaman yang lain. Namun, penanaman jagung pada lahan kering ini tidaklah mutlak, sebab ternyata tanaman jagung juga dapat tumbuh pada lahan basah yang terdapat pengairan serta sawah tadah hujan, secara monokultur yaitu menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman.

2.3 Penanaman
            Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm, tiap lubang diisi 1 butir benih. Jarak tanam disesuaikan dengan umur panen. Jagung berumur ≥ 100 hari jarak tanam 40 x 100 cm (2 tanaman /lubang). jagung.berumur 80-100 hari, jarak tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80 hari, jarak tanam 20 x 50 cm (1 tanaman/lubang).
Tabel 2. Jarak tanam dan Populasi Jagung Per Hektar
Varietas
Jarak tanam
(cm x cm)
Populasi
(Tanaman/Ha)
Umur dalam
(>100 hari)
100 x (40-50)
40.000 – 50.000
Umur tengah
(90-100 hari)
75 x (40-50)
53.000  - 66.000
Umur genjah
(80-90 hari)
50 x (20-25)
80.000 – 100.000



Description: http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/251040_151031431636505_100001889488983_322329_4187305_a.jpgDescription: http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/251770_151031341636514_100001889488983_322326_2620465_a.jpg


  • Lakukan Pengolahan Tanah sebaik mungkin.
  • Persiapkan Perlengkapan tanam seperti Tugal (mata satu dan mata dua) (lihat gambar diatas) dan Tali yang telah di tandai jarak tanam 20 cm dengan simpul tali plastik.
  • Gunakan Jarak Tanam : 70 cm x 20 cm untuk 1 tanam perlubang (lihat gambar diatas).
  • Masukkan benih dalam lubang tugal dan tutup dengan tanah yang gembur.
  • Sebelum memasukkan benih kedalam lubang tanam, dianjurkan terlebih dahulu benih diberikan fungisida sistemik dengan menggunakan DEMORF 60 WP 5 gram/sachet. Penggunaannya sebagai berikut : 1 sachet DEMORF di masukkan kedalam wadah ember, kemudian di tambah sedikit air untuk sekedar basah, selanjutnya masukkan 1 kg benih, aduk hingga merata (1 sachet DEMORF 60 WP 5 gram = 1 kg benih).
2.4 Pemeliharaan
a. Pemupukan Bersamaan Tanam (pupuk dasar)
 Description: http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/252467_151031481636500_100001889488983_322330_3855684_a.jpgDescription: http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/251244_151031504969831_100001889488983_322331_5437098_a.jpg
        Pemupukan bersamaan tanam (Pupuk Dasar) dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap serangan hama lalat bibit dan penyakit bulai.

  • Berikan Pupuk Dasar : NPK 15:15:15 = 200 - 300 Kg/Ha. Letakkan pupuk dengan jarak 5 cm disamping lubang benih (lihat gambar diatas).
  • Dosis pupuk yang diletakkan : 3 - 5 gram/lubang (lihat gambar diatas).
Catatan : Jika pemupukan bersamaan tanam (Pupuk Dasar) tidak dilakukan, pemupukan dapat di lakukan paling lama 10 HST dengan menggunakan pupuk UREA = 100 Kg/Ha dicampur NPK 15:15:15 = 200 Kg/Ha, dengan dosis perlubang tanam 3 - 5 gram.

Pemupukan bersamaan tanam dapat juga di lakukan dengan cara mencampur dari 3 jenis pupuk dengan rincian pupuk dan kebutuhan perhektarnya sebagai berikut : 
·         TSP46% : 150 Kg/Ha, kebutuhan = 2,5 gram/lubang.
·         KCL : 50 Kg/Ha, kebutuhan = 1,5 gram/lubang.
          Total pemakaian pupuk dengan
·         UREA : 150 Kg/Ha, kebutuhan = 2 gram/lubang.
cara mencampur dari ketiga jenis pupuk diatas kebutuhan perhektarnya adalah 350 Kg/Ha dengan kebutuhan = 3 - 5 gram/lubang.
Pemupikan adalah usaha menambah atau mengganti hilangnya beberapa jenis unsure yang hilang bersama proses bercocok tanam.

Proses yang dapat menyebabkan hilangnya beberapa unsure adalah:
a.    Pemanenan dengan cara pencabutan sampai ke akar
b.    Hanyut bersama dengan air saat penyiraman.

Macam-macam pupuk yang dapat digunakan antara lain:

a.    Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk  yang berasal dari kotoran ternak.

b.    Pupuk kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari pembusukan sampah organic. Misalnya dari sisa pembusukan daun atau bagian tanaman lain yang sudah mati.

c.    Pupuk hijau
Pupik hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan yang sengaja dicabut, kemudian di tanam di sekitar lahan  pertanian. Tanaman yang sering di tanam adalah jenis kacang-kacangan.

d.    Pupuk anorganik atau pupuk buatan
Pupik anorganik adalah macam-macam pupuk yang dibuat oleh pabrik.
Misalnya:

1)    Amonium sulfat (NH4)2 SO4 atau sering disebut ZA
2)    Nitrogen Posfor Kalium (NPK)
3)    Urea
4)    ASN atau ammonium sulfat nitrat
b. Penyiraman
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah dengan membuat saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan. Sebab, bila kita harus menyiram lahan yang begitu luas, akan cukup merepotkan.

Air bagi tanaman jagung dibutuhkan untuk:
  • Saat awal pertumbuhan yaitu untuk perkecambahan
  • Saat pembentukan tongko
Akibat kekurangan air adalah:
·         Biji lama/gagal berkecambah
·         Tongkol jagung menjadi kerdil
Cara penyiraman lahan tanaman jagung adalah sebagai berikut:
  • Pada daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran air antara barisan tanamannjagung.. tunggu sampai 3 jam, bila air masih sisa dalam sxaluran tadi, maka air harus dibuang.
  • Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Waktu penyiraman tanaman jagung adalah:
  • Setelah masa tanam jagung selesai, dengan tujuan agar biji jagung segera berkecambah.
  • Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram selama satu minggu.
  • Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah minggu ke-4.
  • Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman jagung adalah:
  • Jangan menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman jagung bisa membusuk dan akhirnya mati.
  • Penyiraman hanya dilakukan jika lahan kering saja.
c. Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan membuang rumput liar/pengganggu yang ikut tumbuh bersama tanaman jagung, yang sering disebut gulma.
Macam-macam rumput liar yang sering tumbuh dalam lahan jagung adalah:
  • Rumput teki
  • Alang-alang
  • Kaki/tapakmkuda
  • Meniran
  • Krokot


Cara penanggulanggan rumput liar atau gulma ini adalah dngan cara:
  • Langsung dicabut dengan tangan secara beramai-ramai.
  • Dengan menggunakan herbisida yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi gulma.
d.  Pembubunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah pada sekeliling tanaman jagung. Caranya adalah sebagai berikut:
  • Pertama-tama kita bersihkan rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman jagung, dengan cara dicabut
  • Ambil hasil cabutan rumput liar tadi, dan timbun dengan tanah pada sekeliling tanaman jagung.
e.  Penjarangan dan Penyulaman
Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman dan hanya dikehendaki 2 atau 1, tanaman yang tumbuh paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain.  Benih yang tidak tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang sama.

2.5 Pengendalian Hama dan Penyakit
            Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya.
Pengendalian terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1.    Secara tradisional
  • Secara mekanisme atau penanganan secara langsung.
  1. Ulat langsung diambil dan dibasmi
  2. Tikus, dengan cara digeropyok beramai-ramai
  3. Burung dengan diketapel
  • Tanaman liar dengan disiangi/dicabuti secara langsung
  • Mengusir burung, dengan dipasang orang-orangan untuk menakuti dan pergi jauh supaya tidak memakan jagung.
  • Dengan penanaman secara serentak.
  • Dengan mengadakan rotasi tanaman agar terhimdar dari hama dan penyakit.
2.    Modern
  • Untuk mencegah serangan penyakit digunakan fungisida/senyawa kimia pembasmi jamur/fungi. Misalnya, manzate, DIthane, Antracol, Cobox, dan Vitigran Blue.
  • Untuk pengendalian hama digunakan insektisida/senyawa kimia pembasmi serangga/insekta, yang berbentuk cairan yang disemprotkan.
Misalnya, Diazinon 60 EC, Baycard 500 EC, HOpcin 50 EC, Klitop 50 EC, Mipcin 50 WP, Azodrin 15 WSC,
Sedangkan yang berupa butiran adalah furadan 3G, Dharmafur, dan Curater.

1.    Ulat daun (prodenia litura)
Gejala tanaman jagung yang diserang hama ulat daun adalah sebagai berikut:
  1. Ulat dau menyerang bagian pucuk daun.
  2. Umur tanaman yang diserang ulat daun sekitar 1 satu bulan
  3. Daun tanaman bila sudah besar menjadi rusak.
Pencegahan dxengan penyemprotan insektisida folidol, basudin, diazinon dan agrocide dengan ukuran 1,5 cc dalam tiap 1 liter air.

2.    Lalat bibit
  1. Disebabkan oleh lalat bibit (Atherigona exigua)
  2. Gejala yang dialami tanaman jagung adalah ada bekas gigitan pada daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung mati.
  3. Pengendalian dengan menghembuskan HCH 5% pada saat berumur 5 hari. Atau pengobatan dengan penyemprotan insektisida Hostathion 40EC, sebanyak 2cc tiap liter air dengan volume semprotan 100 liter tiap hektar lahan jagung.

3.    Ulat agrotis
  1. Gejala yang dialami pada bagian batang yang masih muda yaitu putus akhirnya tanaman jagung mati.
  2. Agrotis sp. Melakukan penyerangan pada malam dan siang hari. Ada 3 macam ulat grayak/agrotis ini, yaitu:
  • Agrotis segetum, yang berwarna hitam, sering ditemukan didaerah dataran tinggi.
  • Agrotis ipsilon, berwarna hitam kecoklatan, di temukan di daerah dataran tinggi dan rendah
  • Agrotis interjection, berwarna hitam, banyak terdapat di pulau jawa 
3. Pengendalian ulat ini dengan insektisida Dursban 20 EC, dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air. Tiap hectare dapat digunakan 500 liter larutan

4.    Penggerek daun dan penggerek batang
  1. Bagian tanaman jagung yang diserang oleh ulat sesamia inferens dan pyrasauta nubilasis adalah ruas batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung.
  2. Gejala tanaman menjadi layu.
  3. Penanggulangan dengan menggunakan insektisida Azodrin 15 WSC dengan dosis 30 liter dalam 10 liter air.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.   Dalam perencanaan usaha pertanian khususnya budidaya tanaman jagung perlu mengetahui kondisi lingkungan yang sesuai dengan tanaman jagung.
2.      Perencanaan yang disusun akan membutuhkan beberapa biaya yang diperlukan dalam berbudidaya jagung sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan pada berbudidaya jagung
3. Dengan kita mengetahui teknik” berbudidaya kita dapat melaksanakanya dengan baik dan benar agar mendapat hasil yang kita harapkan seblmnya
4. dengan kita mengetahui penyakit dan hama pada tanaman jagung, kita dapat menanggulangi dan mencegahnya agar hasil jagung bagus sesuai yang kita harapkan dan tidak ada atau tidak terlalu bayak yang gagal panen.

3.2 Saran
     Usaha bidang pertanian dengan budidaya tanaman jagung sangat mudan dan tidak sulit.dan hasil dalam berbudidaya tanaman jagung juga sangat menguntungkan dan tidak banyak biaya. Hanya saja kita selalu peduli terhadap tanaaman kita agar tidak terserang penyakit dan hama agr tidak terjadinya gagaal panen atau hasil panen yang sedikit. Perencanaan dalam berbudidaya jagung haruslah sungguh – sungguh agar tanaman sesuai keinginan.










DAFTAR PUSTAKA
http://ziemensagrobisnis.blogspot.com/p/panduan-ringkas-budidaya-jagung-hybrida.html
Fitter dan Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar