Jumat, 06 Juni 2014

Pengolahan Kelas



PENGOLAHAN KELAS

Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif

Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasianaturan untuk mengontrol tindak-tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuhi pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial.

Isu Manajemen Di Kelas Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas

Kelas di SD, SMP, dan SMA mengandung banyak isu mana jemen yang mirip. Pada semua level pendidikan manajemen kelas yang baik mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelajaran yang optimal, menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran, membangun, menegakkan aturan, mengajak murid bekerja sama, mengatasi problem secara efektif, dan menggunakan strategi komunikasi yang baik.

Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Walter doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan dan potensi problemnya:
·         Kelas adalah multidimensional.
·         Aktivitas terjadi secara simultan.
·         Hal-hal terjadi secara cepat.
·         Kejadian sering kali tidak dapat diprediksi.
·         Hanya ada sedikit privasi.
·         Kelas punya sejarah.

Memulai dengan benar

Permulaan sesuatu adalah hal yang sangat penting untuk kemajuan berlangsungnya suatu kegiatan, khususnya proses pembelajaran. Untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati-hati. Kita dapat melakukan: (1) menyampaikan aturan dan prosedur kepada murid dan mengajak mereka bekerja sama untuk mematuhinya, dan (2) mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.

Penakanan pada Institusi dan Suasana Kelas yang Positif

Kini yang ditekankan oleh sekolah adalah cara mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas positif yang mendukung pembelajaran. Ini menggunakan strategi proaktif preventif, bukan menggunakan taktik disipliner reaktif.

Tujuan dan Strategi Manajemen

·         Membantu murid menghabiskan lebih banyk waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
·         Mencegah murid mengalamiproblem akademik dan emosional
·         Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar-mengajar yang efektif.
·         Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang menghalangi dan memungkinkan siswa belajar efektif.
·         Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individu.

Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Prinsip Penataan Kelas
Ada beberapa prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk menata kelas, yaitu:
§  Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
§  Pastikan bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua murid.
§  Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
§  Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.

Gaya Penataan

1.      Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
2.      Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
3.      Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana seumlah murid (biasanya 3 atau 4 anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
4.      Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan bentuk lingkaran, persegi, atau bentuk U.
5.       Gaya klaster: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya 4-8 anak) bekerja dalam kelompok kecil.

Personalisasi Kelas
Untuk mempersonalisasikan kelas, pasang foto murid, karya seni, tugas, diagram, taggal lahir murid (untuk murid SD), dan ekspresi murid lain yang positif.

Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran  
Strategi Umum

Menggunakan gaya otoritatif:
Gaya manajemen kelas otoritatif: strategi manajemen kelas yang otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang idependen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka.
Gaya manajemen kelas otoritarian: gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran.
Gaya manajemen kelas yang permissif: gaya yang memberi banyak otonomi pada murid tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.

Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Manajer kelas yang efektif yaitu:
-          Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
-          Aasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
-          Menjaga kelancarandan kontnuitas pelajaran.
-          Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.

Membuat, Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan Prosedur

Agar bisa berjalan dengan lancar maka kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas. Tanpa aturan dan prosedur yang jelas akan muncul kesalah pahaman  yang bisa melahirkan kekacauan.

Membedakan Aturan Dan Prosedur. Baik aturan maupun prosedur adalah pernyataan ekspektasi tentang perilaku. Aturan fokus pada ekspektasi umum atau spesifik atau standar perilaku sedangkan prosedur diterapkan untuk aktivitas spesifik dan diarahkan untuk  mencapai suatu tujuan bukan untuk melarang perilaku tertentu atau menciptakan standar umum.

Mengajak Murid untuk Bekerja Sama
Untuk mengajak murid bekerja sama kita dapat melakukan beberapa cara yaitu:
1.      Menjalin hubungan positif dengan murid.
2.      Mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
3.      Beri hadiah pada perilaku yang tepat: memilih penguat yang efektif. Gunakan prompt dan shaping secara efektif, gunakan hadia untuk memeberi informasi tentang penguasaan (bukan untuk mengontrol perilaku murid).

Menjadi Komunikator yang Baik
Keterampilan Berbicara
Beberapa strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas dapat dilakukan dengan cara:
a.       Menggunakan tata bahasa dengan benar.
b.      Memilih kosakata yang gampang.
c.       Meneapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid memahami apa yang Anda sampaikan.
d.      Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
e.       Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur.
f.        Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untu kberbicara secara jelas di kelas.

Pesan “kamu” dan “saya”

Pesan “kamu”: gaya komunikasi yang tidak diinginkan di mana pembicara tampak menghakimi orang lainmenempatkannya dalam posisi defensif.
Pesan “saya”: gaya komunikasi yang merefleksikan perasaan pembicara dan lebih baik ketimbang pernyataan “kamu” yang mengandung nada menghakimi.
Bersikap asetif (tegas). Aspek lain dari komunikasi verbal adalah cara orang menangani konfliik, yang dapat dilakukan dengan cara:
·         Gaya agresif: salah satu gaya dalam menangani konfliiik di mana oran cenderung “galak” kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
·         Gaya manipulatif: salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orangberusaha untuk mendpatkan keinginannya ddengan cara membuat orang lain merasa bersalah atau kasian kepadanya.
·         Gaya pasif: salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orang bersikap  non-asertif dan pasrah dan tidakmau memberi tahu orang lain tenteng apa yang mereka inginkan.
·         Gaya asertif:  salah stu gaya dalam menangani koonfliik di mana orang akan mngekspresikan perasaannya, apa yang diinnginkannya, dan berkata “tidak” untuk apa yang tidak mereka ingiinkan.
Dari empat gaya dallam menghadapi konflik, bersikap asertif adalah pilihan yang terbaik. Berikut beberapa strategi untuk menjadi individu yang lebih asertif:

1.      Evaluasi hak-hak Anda.
2.      Kemukakan problem Anda dan konsekuensinya.
3.      Espresikan perasaan Anda tentnag situasi tertentu.
4.      Kemukakan permintaan Anda.

Ada beberapa pedoman untuk mengajukan permintaan yang asertif yaiti:
1.      Gunakan perilaku nonverbal yang asertif.
2.      Kemukakan permintaan Anda secaaara sederhana.
3.      Hindari mengajukan permintaan lebih dari satu dalam satu waktu.
4.      Jangan minta maaf dalam permintaan Anda.
5.      Deskripsikan manfaat dari permintaan Anda.

Rintangan Komunikasi Verbal yang Efektif
Ada beberapa rintangan untuk menjalankan koomunikasi verbal yaitu:
·         Kritik.
·         Memberi julukan dan pelabelan.
·         Menasihati.
·         Mengatur-atur.
·         Ceramah moral.
Memberi Ceramah yang Efektif
Berikut ada beberapa pedoman untuk memberikan ceramah, yang bisa bermanfaat bagi guru dan murid:
·         Jalin hubungan dengan audien.
·         Kemukakan tujuan Anda.
·         Sampaikan ceramah secara efektif.
·         Ikuti konvensi yang tepat.
·         Tata ceramah dengan rapi.
·         Masukkan bukti pendukung dan kembangkan ide Anda.
Keterampilan Mendengar
Mendengar aktif: gaya mendengar yang memberi perhatian penuh pada pembicara, mempokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan.
Berkomunikasi Secara Nonverbal
Berikut ini beberapa perilaku yang dilakukan orang untuk berkommunikasi secara nnonverbal:
·         Mengangkat alis sebagai tanda tak percaya.
·         Beersedekap untuk melindungi diri.
·         Mengangkat bahu sebagai tanda tak peduli.
·         Mengedipkan satu mata untuk menunnjukkan kehangatan dan persetujuan.
·         Mengetukkan jari tanda tak sabar.
·         Menepuk dahi sebagai tanda lupa sesuatu.

Komunikasi nonverbal bisa juga melalui ekspresi wajah dan komunikasi mata. Wajah seseorang mengungkapkan emosi dan perhatian mereka. Senyum, merengut, tatapan kebingungan, semuanya merupakan sebentuk komunikasi.

Perilaku Bermasalah
Strategi Manajemen
Intervensi Minor: gunakan isyarat nonverbal, terus lanjutkan aktivitas belajar, dekati murid, arahkan perilaku, beri instruksi yang dibutuhkan, suruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung, beri murid pilihan.
Intervensi Moderat: jangan beri privilese atau aktivitas yang mereka inginkan, buat perjanjian behavioral, pisahkan atau keuarkan murid dari kelas, kenakan hukuman atau sanksi.
Gunakan sumber daya lain: mediasi teman sebaya, konferensi guru-orang tua, minta bantuan kepala sekolah atau konselor, cari mentor.
Program Berbasis Kelas dan Sekolah
·         Program pengayaan kompetensi sosial.
·          Tiga C dalam manajemen kelas dan sekolah: cooperative community, contructive conflict resolution, civic values.
·         Dukungan pengelolaan kelas berpusat pada pembeljaran: Iclassroom organization and management program (COMP).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar